Blog Single

Tahun 2023 telah hadir dan kali ini saya ingin melakukan sedikit penelitian terkait prediksi SEO 2023. Meskipun sulit untuk memprediksi, saya ingin tahu apa yang diharapkan dari Google dan apa yang harus dilakukan untuk persiapannya untuk para praktisi SEO.

Pada saat Saya browsing terkait prediksi ini kebanyakan di website lain memberikan prediksi yang sama dengan tahun sebelumnya. Jadi, agar tidak mengulangi apa yang sudah banyak dikatakan, saya melakukan penelitian sendiri tentang tren SEO yang akan datang pada tahun 2023.

Baca Juga : Jasa Digital Marketing di Malang

1. Pendapatan Organic Search Google Ads Menurun

Kalau liat laporan pendapatan iklan Google Search yang terbaru, kita bakal liat trend turunnya yang jelas. Laporan yang dipublish Oktober 2022 bilang kalau pendapatan Google Ads cuma naik 4,25%.

Microsoft Bing sih ada pendapatan iklan yang sedikit lebih baik, tapi juga ga ada trend pertumbuhan yang konsisten: laporan Oktober 2022 cuma ngasih tambahan 16%.

Selain pendapatan iklan yang turun dari para pemimpin Search Engine, banyak agensi pemasaran juga bilang kalau harga rata-rata banyak tawaran udah turun. Buat pastiin kalau ini bukan rumor aja, kita cek sendiri kampanye iklan kita. Kita sih liat harga tawaran turun sampe 50% dibanding periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Satu-satunya wilayah yang ga terkena dampak adalah AS.

Proyeksi ekonomi IMF juga jauh dari optimis: ahli keuangan bilang kalau tahun 2023 kemungkinan bakal jadi tahun resesi besar. Kalau liat tahun-tahun sebelumnya, promosi berbayar adalah yang pertama dikurangin sama bisnis kalau ada krisis keuangan yang mau datang dan bikin profit turun.

Selain proyeksi ekonomi yang pesimis, kita juga harus pertimbangin faktor manusia. Orang-orang kurang mau klik snippet yang jelas-jelas ditandai jadi Ad. Ini terjadi karena kebanyakan user anggap iklan berbayar kurang bernilai dibanding hasil organik (berbayar = kurang dapat dipercaya). Nih, mungkin ini salah satu alasan mengapa Google mau ganti label Ad jadi Sponsored, yang terdengar lebih alami.

Turunnya popularitas iklan berbayar cuma bisa ngasih tanda satu hal aja – bisnis bakal lebih usaha dapet hasil bagus di pencarian organik. Jadi, SEO tetep wajib punya.

2. Featured Snippets dan Efek Zero-Click

Walaupun promosi berbayar mulai menurun, SEO akan terus berkembang. Dan perusahaan harus mengikuti tren terbaru SERP untuk bertahan di pencarian organik, tidak peduli seberapa sulitnya. Juga, jangan lupa tentang update Google yang tak terduga.

Hari ini dan ke depannya, featured snippets dan hasil zero-click terlihat menguasai SERP. Dalam banyak kasus, keduanya sama saja. Sebenarnya, Para praktisi SEO masih ragu bagaimana menangani hasil zero-click ini. Di satu sisi, mereka mencuri klik dan traffic dari snippet pencarian lain karena pengguna mendapatkan apa yang dibutuhkan di tempat itu juga. Di sisi lain, studi menunjukkan bahwa pengguna Google lebih sering mengklik featured snippets.

Perlu diingat bahwa studi yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda tergantung metodologi risetnya. Namun, trendnya masih jelas – hasil zero-click memang mendapatkan sebagian besar klik. Mereka sangat menarik perhatian dan diletakkan di bagian atas SERP, sehingga kemungkinan pengguna mengkliknya untuk mendapatkan informasi tambahan cukup tinggi.

3. Maraknya Konten AI : ChatGPT

Karena biaya untuk hire Jasa Penulis SEO yang bagus lebih mahal, Para praktisi SEO akan mencoba menghemat sebanyak mungkin untuk pembuatan konten. Itulah mengapa alat pembuat konten AI akan menjadi lebih populer, karena lebih murah daripada penulis nyata (beberapa penulis AI bahkan gratis). Meskipun penulis konten AI semakin baik setiap hari, mereka masih tidak mampu menggantikan manusia secara total.

Para pelaku SEO yang malas yang terlalu bergantung pada konten AI cenderung terjebak dalam Google’s helpful Content Update, yang bertujuan untuk menurunkan peringkat konten berkualitas rendah atau bisa dibilang spammy.

Meskipun penulis konten AI tidak bisa menggantikan manusia, mereka bisa sangat membantu kita. Jadi, masukan untuk menolak masa depan dan mengabaikan AI bukan ide yang terbaik, karena masa depan sudah ada di sini. Gunakan alat pembuat konten AI bekerja untuk Anda, tapi hati-hati jangan sampai situs Anda dikenakan sanksi oleh Google.

Sebagai contoh, Anda bisa membuat beberapa potongan konten dengan AI untuk diedit secara manual – tambahkan informasi yang hilang atau hapus bagian yang jelas-jelas tidak masuk akal. Dengan begitu, Anda memberikan nilai tambah dan menghindari risiko terkena Google’s helpful Content Update.

4. Take Over Keyword

Google sepertinya sedang fokus pada halaman yang dioptimalkan untuk entitas. Jadi, pendekatan optimisasi berbasis entitas menjadi lebih efektif daripada optimisasi kata kunci yang biasa. Saya rasa alasannya adalah karena pengembangan Knowledge Panel oleh Google.

Knowledge Panel ini menggunakan algoritma NLP (Natural Language Processing) untuk memahami konten. Misalnya, algoritma ini akan menganalisa sepotong teks, mengidentifikasi kata-kata yang paling penting (entitas), dan menentukan apa yang dibicarakan teks tersebut.

Informasi yang didapat dari proses ini kemudian ditambahkan ke semua data lain yang sudah dimiliki Google tentang entitas tersebut. Ketika sudah ada cukup informasi, Google bisa menghubungkan semua titik dan mungkin memberikan panel pengetahuan kepada entitas tersebut.

Optimisasi berbasis entitas terutama penting untuk query lokal. Dalam pencarian lokal, Google akan mengevaluasi seberapa relevan sebuah query (entitas) dengan lokasi tertentu, dan ini adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pembentukan hasil pencarian lokal.

5. Penambahan E pada E-A-T -> E-E-A-T

Google telah melakukan perubahan yang signifikan pada aturan yang mereka gunakan untuk menilai kualitas situs web yang muncul di hasil pencarian. Versi terbaru dari aturan ini menambahkan huruf “E” di awal singkatan E-A-T, sehingga menjadi E-E-A-T.

E-E-A-T merupakan singkatan dari Experience (Pengalaman), Expertise (Kompetensi), Authoritativeness (Otoritas), dan Trustworthiness (Kepercayaan).

Penambahan “Experience” di sini menunjukkan bahwa Google juga akan memperhatikan seberapa banyak pengalaman yang dimiliki penulis suatu konten terkait dengan topik yang ditulisnya. Selain itu, Google juga menegaskan bahwa “Trustworthiness” merupakan bagian terpenting dari E-E-A-T.

Aturan tersebut juga memberikan contoh yang lebih jelas tentang konsep lain yang penting, seperti :

• Evaluasi reputasi situs web dan kontributor konten.
• Sejauh mana E-E-A-T penting dan bagaimana harus dinilai.
• Apa yang dimaksud dengan konten yang merugikan.

6. Google Lens

Google Lens adalah fitur yang memungkinkan kita untuk mencari sesuatu dengan mengambil gambar atau foto dari obyek yang dicari. Namun, saat ini fitur ini sedang dikembangkan lebih lanjut oleh Google agar dapat bekerja lebih baik.

Hal ini dikarenakan Google perlu bisa “melihat” dengan jelas gambar-gambar untuk dimengerti apa yang ada di dalamnya dan menemukan objek-objek yang serupa di seluruh web. Namun, masalah yang mungkin terjadi adalah gambar-gambar berkualitas tinggi sangat berat sehingga dapat menurunkan peringkat situs Anda. Google belum memberikan jawaban pasti apakah akan mengurangi standar yang dibutuhkan.

Masukkan elemen gambar menjadi bagian dari strategi SEO Anda – hasil teratas di Google Images akan membantu mendongkrak traffik web juga. Buatlah gambar yang unik dan berkualitas tinggi, dan buat gaya merek yang berbeda dari pesaing Anda.

Pastikan ukuran gambar sesuai dengan perangkat yang digunakan. Ingat untuk memenuhi standar Google CWV, Anda dapat menggunakan CDN dan pengunduhan otomatis untuk mempercepat loading time. Tambahkan markup schema ke halaman Anda untuk membantu Google memahami lebih baik tentang gambar tersebut.

7. Google Shopping SEO

Meskipun saat ini terjadi peningkatan belanja offline karena orang-orang akhirnya bebas dari batasan COVID-19, Saat ini Google sedang menggabungkan fasilitas e-commerce ke dalam satu tempat dan secara aktif mengembangkan dan meningkatkan fitur-fitur belanja seperti Merchant Center, Products, Google Shopping, dll.

Google sekarang sudah lebih dari sekedar mesin pencari – ia menjadi agregator e-commerce yang menampilkan barang-barang, deskripsi, dan ulasan. Satu-satunya hal yang tidak dilakukannya adalah menjual barang-barang secara langsung; sebaliknya, ia memiliki bagian Where to Buy dimana situs-situs penjual ditampilkan.

Trend ini mewajibkan bagi situs-situs e-commerce untuk mulai menambahkan layanan seperti Google Shopping. Jadi toko-toko akan ditampilkan di where to buy. Hal yang menyenangkan adalah kini Anda bisa dengan mudah membandingkan strategi harga Anda dengan yang dilakukan oleh pesaing-pesaing Anda dan menyesuaikannya.

Pengaruh negatifnya Google Shopping pasti akan menangkap sebagian besar klik dari situs-situs e-commerce dan memecahkan alur pemasaran. Sebelumnya, pengguna akan mengklik snippet situs, langsung ke situs itu sendiri dan melanjutkan perjalanan pelanggan mereka di sana. Dengan Google Shopping, pengguna hanya akan mendarat di halaman produk tertentu jika mereka memutuskan untuk membeli barang dari situs tersebut. Namun, ini adalah kenyataan baru bagi e-commerce.

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa tren SEO yang akan datang pada tahun 2023, diantaranya adalah: 1) Penurunan pendapatan iklan Google Ads yang menyebabkan bisnis akan lebih berusaha untuk mendapatkan hasil bagus di pencarian organik, 2) Featured Snippets dan Efek Zero-Click yang akan meningkatkan pentingnya SEO, 3) Entity-based Optimization yang akan menggantikan optimisasi kata kunci, 4) Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness (E-A-T) yang masih penting, 5) Perkembangan Google Lens dan pentingnya kualitas visual, 6) Google sebagai agregator e-commerce yang membawa perubahan bagi bisnis e-commerce, dan 7) Perubahan Quality Rater Guidelines (QRG) Google yang memperkenalkan konsep E-E-A-T.